Home » Di Jeddah, Bahlil Ajak Seluruh Negara Muslim Terlibat Hilirisasi Industri di Indonesia
Asia Business Economy Indonesia News Politics

Di Jeddah, Bahlil Ajak Seluruh Negara Muslim Terlibat Hilirisasi Industri di Indonesia



Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, menjadi pembicara kunci dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) di Jeddah, Arab Saudi. Dalam forum tersebut Bahlil mengajak seluruh negara muslim berperan dalam rencana hilirisasi industri yang dilakukan Indonesia. 

Bahlil berharap ke depan lebih banyak negara-negara muslim yang berinvestasi di Indonesia. “Di satu sisi, kami berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara muslim, tapi di sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam,” kata dia, dikutip dalam siaran resmi pada Sabtu, 13 Mei 2023. 

Menurut Bahlil penanaman modal asing atau PMA yang masuk ke Indonesia dari negara-negara muslim masih sedikit. Dari seluruh investasi yang masuk ke Indonesia, rata-rata PMA dari negara-negara muslim selama lima tahun terakhir hanya 5,5 persen.

Dia kemudian memaparkan rencana hilirisasi industri yang tengah digarap Indonesia. Bahlil menjelaskan Indonesia kini lebih fokus untuk melakukan hilirisasi terhadap komoditas sumber daya alam. Ia mengklaim hilirisasi tersebut hanya berorientasi pada green energy dan green industry

Bahlil juga menyampaikan soal langkah pemerintah Indonesia dalam menghentikan ekspor di beberapa komoditas bahan mentah, seperti nikel, timah, dan bauksit. Penghentian ekspor bahan mentah ini, menurutnya, menjadi wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam merealisasikan hilirisasi industri. 

“Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, pendapatan kami hanya US$ 3,3 miliar. Tapi begitu ekspor nikel disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan kami dari nikel mencapai US$ 30 miliar,” ujar Bahlil.

Karena itu, ia menilai Indonesia adalah negara dengan potensi yang sangat besar. Bahlil juga tak luput mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia. 25 persen cadangan nikel dunia, tuturnya, ada di Indonesia sehingga rencana hilirisasi diperkirakan dapat terus menuju Indonesia menjadi negara maju. 

“Maka dari itu, saya menawarkan kepada bapak ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian,” ucapnya. 

Ia meyakini masterplan hilirisasi pada 8 sektor komoditas unggulan memiliki potensi besar dengan nilai mencapai US$ 545,3 miliar. Terlebih, Bahlil menyebut Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara-negara G20, yakni sebesar 5,31 persen. 

Ditambah angka inflasi Indonesia yang masih berada di bawah 6 persen. Angka pertumbuhan ekonomi ini, menurutnya, juga masih berpeluang meningkat seiring konsistennya proyek hilirisasi di Indonesia. 

Adapun realisasi investasi Arab Saudi dalam periode 2018 hingga triwulan I 2023 mencapai US$ 26,5 juta. Angka ini tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. Sementara itu, sektor tersier mendominasi dengan total senilai US$ 24,78 juta atau 94 persen. 

Capaian tertinggi berada di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai US$ 16,93 juta. Nilainya sebanyak 64 persen dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia. 

Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi dengan capaian sebesar US$ 10,3 juta atau 39 persen. Diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode 5 tahun terakhir. 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya mobil/otomotif, minyak sawit, ikan olahan/diawetkan, saos, dan kayu lapis (plywood). Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya minyak bumi, minyak mentah, gas minyak bumi, alkohol asiklik, dan polimer etilena. 

Sumber: Tempo.co

Translate