Home » MUI: Banyak Anak Pentolan Taliban Mondok di Indonesia
Asia Featured Global News Indonesia Lifestyle News

MUI: Banyak Anak Pentolan Taliban Mondok di Indonesia

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada prinsipnya tidak mempersoalkan kunjungan delegasi Taliban ke Indonesia. Bahkan lewat kunjungan tersebut, Taliban bisa belajar Islam damai.

”Saya pikir (kunjungan Taliban) bagus. Kita (MUI) dulu sebelum Taliban ini berkuasa, banyak melakukan komunikasi dengan mereka,” kata Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Cholil Nafis di sela tasyakuran Milad Ke-48 MUI di TMII, Jakarta Timur, pada Rabu (26/7) malam.

Dia bahkan mengatakan, banyak anak pentolan Taliban yang menuntut ilmu di Indonesia. Mereka belajar secara formal antara enam bulan hingga satu tahun di sejumlah pesantren di Indonesia. Di dalam pesantren, ada tempat sendiri bagi mereka. Di antaranya untuk mempelajari hubungan agama dengan negara.

Kunjungan delegasi Taliban ke Indonesia tidak menyalahi aturan diplomatik. Taliban saat ini sedang berkuasa atau memegang pemerintahan di Afghanistan. Sementara itu, Indonesia dengan Afghanistan memiliki hubungan diplomatik.

Sebelumnya, Kemenlu mengakui ada kunjungan delegasi ke Indonesia. Kunjungan itu disebut bersifat informal.

Cholil mengatakan, kunjungan Taliban itu bisa jadi untuk belajar atau menambah wawasan tentang Islam wasathiyah serta Islam kebangsaan di Indonesia. ”Karena itu, kalau ada kunjungan (Taliban) ke sini, baik formal maupun informal, kita menyambut dengan baik,” tuturnya.

Menurut dia, kedatangan delegasi Taliban itu tidak akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kantibmas) di Indonesia. Cholil menegaskan, orang-orang Taliban itu datang ke Indonesia tidak akan menularkan pemahamam keagamaan mereka. Sebaliknya, mereka akan menggali soal moderasi beragama di Indonesia. Serta bagaimana menciptakan kondisi masyarakat yang berbeda-beda, tetapi bisa membawa kontribusi untuk kemajuan bangsa.

Senada, anggota Komisi I DPR Dave Laksono juga tak mempersoalkan kedatangan Taliban ke Indonesia. Termasuk soal dugaan pertemuan Taliban dengan sejumlah tokoh cendekiawan, pebisnis, hingga politikus Indonesia.

”Yang harus kita pikirkan bagaimana nasib jutaan warga Afghanistan yang terisolasi oleh dunia,” ujarnya.

Sumber: Jawa Pos

Translate