Karawang – Fenomena El Nino membuat sektor pangan tanah air ketar-ketir. Namun, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi memastikan ketahanan pangan Indonesia masih aman.
Hal itu diungkapkan Harvick saat kunjungan ke Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), di Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang pada Jumat (1/9/2023).
Harvick mengatakan, pihaknya sedang berupaya mengatasi dampak El Nino terhadap kekeringan mulai dari daerah terluar atau perbatasan negeri, yang terbagi dalam tiga klasifikasi.
“Kita sudah berupaya, dari perbatasan-perbatasan termasuk di Karawang sendiri juga sudah yah, yang dilanda kekeringan cukup ekstrim. Kita bagi dalam 3 klasifikasi yaitu merah, kuning dan hijau,” kata Harvick.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Gefisika (BMKG), kata Harvick, wilayah yang berada di atas Katulistiwa berada dalam zona hijau, yang di pertengahan katuliswa zona kuning, sedangkan yang di bawah katulistiwa masuk zona merah.
“Yang di bawah (katuliswa) ini, sebenarnya Jawa ini merah, tapi Alhamdulillah seperti yang dilaporkan ibu Bupati air ini cukup sampai pertengahan Desember, dan mudah-mudahan bisa diatasi dengan cepat,” kata dia.
Kendati demikian, ia juga mengungkapkan ada beberapa dampak terhadap produktivitas pertanian akibat El Nino yang melanda tanah air.
“Tentu saja seperti yang sudah kami laporkan, masyarakat juga tahu kita ada perlambatan (produktivitas) di 1,2 juta ton beras,” imbuhnya.
Harvick juga menegaskan, kendati ada perlambatan, namun stok pangan tetap mencukupi dalam skala nasional karena hasil produksi mencapai puluhan juta ton setiap tahun.
“Tapi juga cukup sekali (stok pangan) karena kita berproduksi di atas 30 juta ton pertahun, ini yang harus masyarakat ketahui,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Harvick mengimbau agar masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi panas ekstrim yang saat ini melanda Indonesia.
“Perlu masyarakat tahu, bahwa stok pangan kita aman, dan jangan terlalu mengkhawatirkan (El Nino),” pungkasnya.
Sumber : detikcom