Jamuan makan malam saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta meninggalkan kesan mendalam bagi para pemimpin negara yang hadir. Tak hanya karena suasana hangat dan hidangan lezat, para tamu kehormatan negara juga dibuat kagum dengan penampilan video mapping selama gala dinner berlangsung.
Seperti yang Sobat Parekraf ketahui, gala dinner pada KTT ke-43 ASEAN berlangsung megah di Hutan Kota by Plataran, kawasan Kompleks Stadion GBK, Senayan, Jakarta. Pada jamuan makan malam spesial tersebut, sejumlah gedung pencakar langit di kawasan Pusat Distrik Bisnis Sudirman (SCBD) disulap menjadi kanvas raksasa untuk menampilkan video mappingyang indah.
Ternyata, penampilan indah dari video mapping tersebut bukanlah kali pertama bagi Indonesia. Tren video mapping di Indonesia sudah berkembang cukup lama. Bahkan, sudah ada banyak karya video mappingseniman Indonesia yang berhasil mencuri perhatian dunia.
Perkembangan Tren Video Mapping di Indonesia
Buat Sobat Parekraf yang belum tahu, video mappingadalah perpaduan antara desain, arsitektur, hingga teknologi yang menghasilkan sebuah seni. Biasanya, sebuah karya video mapping akan memiliki permainan warna dan visualisasi yang menghasilkan rekayasa atau ilusi optik yang menarik pada suatu objek.
Tren video mapping di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak 2008-2009. Tepatnya saat popularitas video jockey (VJ) menggunakan teknik pencahayaan untuk menciptakan sebuah visual sederhana, guna menghiasi pertunjukan musik para disk jockey (DJ) di setiap klub malam.
Seiring berjalannya waktu, tren video mapping semakin berkembang. Pada 2010, video mapping mulai ditayangkan secara umum dengan Museum Fatahilah Jakarta sebagai “kanvasnya” oleh sebuah studio desain yang terkenal dengan karya digitalnya, Sembilan Matahari.
Sembilan Matahari merupakan studio yang fokus menciptakan sebuah desain, video, film, dan kreatif coding. Berkat fokus dan kemampuan tersebutlah membawa Sembilan Matahari menghasilkan lebih banyak karya digital, seperti video mapping, animasi, maupun film.
Deretan Penampilan Video Mapping
Hingga saat ini sudah ada banyak video mapping yang ditampilkan di Indonesia. Selain di Museum Fatahillah, bangunan bersejarah yang pernah menjadi kanvas video mapping adalah Panggung Krapyak Yogyakarta. Video mapping yang tayang pada 2022 tersebut dibuat oleh seniman lokal bernama Ari Wulu dan seniman lainnya dengan ditujukan untuk mengenalkan Sumbu Filosofis Yogyakarta, dan sejarah berdirinya Kerajaan Mataram.
Sementara itu, Semarang juga pernah menyuguhkan atraksi video mapping yang tidak kalah memukau. Berlangsung selama lima menit, video mapping yang ditayangkan di salah satu gedung di kawasan Kota Lama Semarang sukses menghipnotis wisatawan yang melihatnya secara langsung.
Video mapping juga pernah ditampilkan di Tugu Museum Nasional (Tugu Monas) dalam acara yang bertajuk Monas Week 2023 yang digarap oleh tim V2 Indonesia. Bahkan, air mancur Bundaran Hotel Indonesia (HI) juga pernah disulap menjadi kanvas yang menampilkan video mapping peta Indonesia, keindahan alam Nusantara, foto-foto pahlawan nasional, dan logo Ibu Kota Nusantara (IKN) oleh Pemprov DKI Jakarta dan berbagai seniman lokal dalam rangka perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.