Home » Pemain Indonesia Tak Tersisa di China Masters
China Indonesia News Sports

Pemain Indonesia Tak Tersisa di China Masters


Perjalanan Indonesia pada turnamen bulu tangkis China Masters berakhir tanpa gelar juara. Dua wakil tersisa di ganda putra tersingkir pada perempat final.

Perempat final menjadi hasil terbaik pemain Indonesia pada turnamen bulu tangkis China Masters BWF World Tour Super 750. Dua ganda putra ”Merah Putih” gagal melanjutkan perjalanan ke semifinal karena kalah straight games dari lawan masing-masing.

Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menjadi wakil terakhir Indonesia yang tersingkir pada perempat final. Dalam pertandingan terakhir di Shenzhen Bay Gymnasium pada Jumat (24/11/2023) malam, mereka kalah dari wakil tuan rumah, Chen Bo Yang/Liu Yi, dengan skor 19-21, 19-21. Chen/Liu adalah pasangan yang menyingkirkan ganda putra terbaik Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, pada babak kedua.

Persaingan Pramudya/Yeremia dengan Chen/Liu, dalam pertemuan sesama pasangan non-unggulan, berlangsung ketat dalam setiap perebutan poin. Kedua pasangan kesulitan mendapat poin dengan cepat karena laju kok cukup pelan.

Ketika kesulitan menembus pertahanan lawan, Pramudya/Yeremia berusaha mengembangkan permainan reli untuk mendapat celah meraih poin. Namun, pada akhir setiap gim, mereka membuat kesalahan yang berbuah poin bagi lawan.

”Kami sebenarnya sudah bermain baik, tetapi masih banyak melakukan kesalahan. Latihan dan persiapan juga baik. Jadi, apa yang tadi dialami merupakan bagian dari proses,” komentar Pramudya.

Meski kalah, perempat final turnamen Super 750 menjadi hasil yang tak terlalu buruk bagi Pramudya/Yeremia yang masih berusaha kembali ke performa terbaik setelah momen buruk pada pertengahan 2022. Yeremia mengalami cedera lutut di perempat final Indonesia Terbuka hingga harus absen dari turnamen selama enam bulan.

Bertanding kembali mulai awal 2023 setelah cedera dan dengan pola main yang harus berubah bukan hal yang mudah. Mereka tampil cukup baik pada lima turnamen, di antaranya di China Masters dan ketika mencapai semifinal Indonesia Terbuka, pada Juni, tetapi masih kesulitan untuk tampil konsisten.

Tersingkirnya Pramudya/Yeremia memastikan tak akan ada wakil Indonesia yang bertanding pada semifinal, Sabtu, karena kekalahan juga dialami Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang bermain pada Jumat sore. Mereka kalah dari Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy (India) dengan skor 16-21, 14-21.

Ini menjadi kekalahan Leo/Daniel secara beruntun dalam empat pertemuan dengan Shetty/Rankireddy pada tahun ini dan menjadi kekalahan dengan skor paling telak. Dalam tiga pertemuan sebelumnya, pertandingan selalu berlangsung dalam tiga gim.

”Lawan memang lebih bagus. Mereka memiliki power yang lebih kuat. Mereka juga unggul pada pukulan-pukulan awal,” kata Daniel.

Shetty/Rankireddy, ganda putra peringkat kelima dunia, memiliki kekuatan pukulan yang lebih besar dari Leo/Daniel. Kelebihan itu membuat mereka sangat mudah mendapat poin dari smes ketika mendapat kesempatan menyerang.

Leo/Daniel pun berusaha untuk tak memberi kesempatan lawan menyerang dengan lebih banyak melakukan pukulan datar. Taktik tersebut hampir berhasil pada gim pertama. Selisih terjauh perolehan skor hanya tiga poin, sebelum Shetty/Rankireddy menjauh sejak 14-14.

Pada gim kedua, Leo/Daniel semakin kesulitan untuk menemukan pola permainan yang tepat karena selalu berada dalam tekanan lawan. ”Mereka sudah mengantisipasi cara bermain kami. Pukulan awal mereka pun bagus,” kata Daniel.

Selain kekalahan dari pasangan India, Leo/Daniel mengevaluasi penampilan mereka sepanjang 2023. Apalagi, jika tak lolos ke Final BWF, China Masters menjadi turnamen terakhir pada tahun ini.

Dari 23 turnamen, Leo/Daniel meraih dua gelar juara pada awal tahun, yaitu dari Indonesia dan Thailand Masters. Namun, setelah itu, performa mereka naik-turun.

Mereka bermain cukup baik pada pertengahan tahun dengan mencapai perempat final dan semifinal turnamen Super 500 ke atas, yaitu di Indonesia Terbuka, Singapura Terbuka, dan Malaysia Masters. Untuk pertama kalinya, Leo/Daniel pun masuk jajaran ranking sepuluh besar dunia, yaitu peringkat kesembian.

Akan tetapi, performa yang menurun setelah Indonesia Terbuka membuat posisi dalam ranking turun menjadi ke-13. Dari 11 turnamen sejak akhir Juli, sebanyak tujuh kali mereka tersingkir pada babak pertama atau kedua.

”Semoga penampilan kami pada tahun depan bisa lebih baik, tidak banyak tersingkir di babak-babak awal,” kata Daniel.

Leo/Daniel dan Pramudya/Yeremia adalah dua dari tiga ganda putra Indonesia yang berada di bawah Fajar/Rian. Satu pasangan lainnya, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tersingkir pada babak pertama.

Meski demikian, Bagas/Fikri akhirnya lolos ke turnamen Final BWF World Tour di Hangzhou, 13-17 Desember, untuk menambah lima wakil Indonesia yang lolos lebih dulu. Lima wakil lainnya adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar/Rian.

Final BWF adalah turnamen yang diikuti delapan wakil terbaik dari setiap nomor, termasuk mereka yang menjadi juara dunia 2023. Poin dikumpulkan dari 14 hasil terbaik pada turnamen BWF World Tour pada pekan kedua hingga berakhirnya China Masters.

Bagas/Fikri, yang menempati peringkat ketujuh daftar ranking Final BWF, berhak tampil di Hangzhou setelah pesaing mereka, Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), gagal menjuarai China Masters karena kalah di perempat final. Sebelum dikalahkan Liang Wei Keng/Wang Chang (China), hanya gelar juara Lee Yang/Wang Chi Lin yang bisa menggagalkan Bagas/Fikri ke Hangzhou.

Sementara ketika Indonesia terpuruk, China memperlihatkan dominasinya. Tuan rumah memiliki tiga semifinalis, masing-masing pada tunggal putri, ganda putri, dan ganda putra. Di ganda campuran, satu tiket final dipastikan menjadi milik mereka dengan akan bertemunya dua pasangan terbaik, Zheng Shi Wei/Huang Ya Qiong dan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping, pada semifinal.

Adapun nomor tunggal putra dikuasai Jepang yang menempatkan tiga semifinalis untuk mengepung pemain China, Zhao Jun Peng. Ketiga pemain Jepang itu adalah Kodai Naraoka, Kanta Tsuneyama, dan Kento Nishimoto.

Sumber : Kompas.id

Translate