Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) membangun proyek pabrik Pusri IIIB melalui pendanaan dengan mekanisme sindikasi yang terdiri dari 8 BUMN dan Swasta. Adapun nilai proyek pembangunan pabrik tersebut sebesar US$ 670.251.271 atau setara Rp 10,52 triliun.
Pendanaan yang diperoleh dari 8 BUMN dan swasta tersebut senilai Rp 9,3 triliun. Adapun sejumlah perbankan yang terlibat dalam pendanaan proyek diantaranya, BNI, Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Jabar Banten (BJB), dan Bank Sumsel Babel (BSB).
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, Pusri menunjuk BNI & Bank Mandiri sebagai Joint Mandated Lead Arranger & Bookrunner (JMLAB) untuk selanjutnya bertindak sebagai koordinator dalam pembentukan fasiltas kredit sindikasi untuk pendanaan proyek tersebut.
“Kedua Bank tersebut bertanggungjawab untuk berkoordinasi dengan bank lain dan bertindak sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) atau sebagai participant, memberikan data dan informasi yang terkait dengan rencana pembentukan kredit dan kondisi Pusri secara umum kepada bank lain,” ujarnya di Langham Jakarta, Jumat (13/10).
JMLAB juga telah menunjuk BCA & BRI sebagai Joint Mandated Lead Arranger (JMLA) Pendanaan Sindikasi Proyek Pusri-IIIB.
Menurutnya, perseroan dan anak usahanya berupaya untuk mendukung ketahanan pangan dan perekonomian nasional. Menurutnya, revitalisasi Pusri IIIB akan memanfaatkan teknologi produksi terbaru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kehandalan produksi pupuk.
“Dengan begitu, pabrik Pusri-III dan IV yang lama akan digantikan dengan pabrik Pusri IIIB dengan teknologi baru. Sehingga dapat meningkatkan operational excellence,” ungkapnya.
Sementara, Direktur Utama Pusri Tri Wahyudi Salen mengatakan, pembangunan pabrik Pusri-IIIB akan dibangun di komplek PT Pusri, di Palembang, dengan teknologi low energy yang dapat membantu menghemat konsumsi gas bumi serta ramah lingkungan.
Proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional. Pasalnya, proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.
Adapun kapasitas produksi Pabrik Pusri IIIB direncanakan sebesar 1.350 ton amonia per hari atau 445.500 ton per tahun dan untuk pupuk urea mencapai 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun. Dari sisi penggunaan energi, Pabrik Pusri IIIB lebih efisien karena rasio energi untuk memproduksi urea yaitu sebesar 21.97 MMBTU/ton sedangkan amonia 32.89 MMBTU/ton.
Sumber : CNBC Indonesia