Tingginya minat korporasi untuk menggelar penawaran umum perdana (intial public offering/IPO) saham di lantai bursa turut membuka peluang bagi perusahaan di sektor komunikasi. Hal ini menjadi salah satu alasan PT Menetas Indonesia Cemerlang berdiri.
Founder Menetas Indonesia Cemerlang Sudarsan Glory mengatakan Menetas Indonesia didirikan sebagai perusahaan multichannel communication strategies. Perusahaan memiliki kemampuan untuk membantu calon emiten lebih dikenal oleh para pelaku pasar dengan cakupan yang luas serta menjangkau lebih banyak investor baru yang tertarik untuk berinvestasi di pasar perdana.
“Menetas Indonesia Cemerlang merupakan perusahaan yang menghadirkan solusi komunikasi untuk korporasi dengan prospek usaha baik yang berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia,” kata Sudarsan, Jumat (3/10/2023).
Sudarsan optimistis dengan pengalaman para pendiri yang mumpuni di bidang pasar modal, Menetas Indonesia akan mengantar calon emiten masuk bursa dengan sukses.
Seperti diketahui, tahun ini menjadi catatan penting bagi pasar modal Indonesia. Jumlah emiten yang menggelar IPO menyentuh angka tertinggi sepanjang sejarah.
Pada 6 Oktober 2023, jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 68 perusahaan, rekor tertinggi setelah lebih dari tiga dasawarsa. Sejarah sebelumnya ditorehkan pada 1990, ketika 66 perusahaan berhasil masuk bursa.
Berdasarkan data BEI per 25 Oktober 2023, sudah ada 73 perusahaan yang mencatatkan saham baru melalui IPO. Total raihan dananya mencapai Rp53,1 triliun. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah IPO tertinggi kelima di dunia dan peringkat ketujuh dari segi total nilai emisi hingga semester I/2023/
Dalam pipeline BEI, masih ada 27 perusahaan yang tengah antre untuk bisa mencatatkan saham barunya di bursa. Dengan asumsi seluruh perusahaan dalam pipeline tersebut listing di sisa tahun 2023, maka, total emiten baru hingga akhir Desember nanti bisa mencapai 100 perusahaan.
Ernst & Young (EY), dalam laporan Global IPO Trends Q2 2023 menyebutkan, momentum suburnya IPO di Indonesia tidak lepas dari sejumlah faktor. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang kuat, jumlah penduduk yang besar, melimpahnya cadangan mineral yang menjadi bahan baku kendaraan listrik, dan adanya rencana strategis privatisasi BUMN.
Direktur PT Semesta Indovest Sekuritas Kerry Rusli mengatakan tren kenaikan suku bunga yang terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, sempat meredupkan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak akan meredam minat perusahaan untuk melakukan IPO.
“Karena perusahaan ingin mendapatkan pendanaan alternatif dan brand image, serta menerapkan good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik melalui IPO,” jelasnya.
Sumber : Market Bisnis