Schneider Electric Indonesia memiliki program “Schneider Go to School” guna mengedukasi siswa siswi SMK di bidang listrik sebagai komitmen terhadap keberlanjutan dan memenuhi kebutuan talenta di industri.
“Ini adalah aksi kami untuk menghubungkan antara dunia pendidikan dan industri sehingga, generasi kita juga menyadari bahwa ke depannya kebutuhan listrik seperti ini. Saat dia masuk, dia sudah siap untuk bekerja,” ungkap Plant Director Schneider Electric Cikarang Rudy Granet saat dijumpai di pabrik Cikarang, Jawa Barat, Kamis.
Kebutuhan perusahaan yang bergerak di industri listrik seperti Schneider cukup sedikit. Jika tidak mengadakan program pendidikan atau menjalin relasi dengan dunia pendidikan, Rudy menilai perusahaan akan kesulitan mencari tenaga kerja karena mereka membutuhkan sumber daya manusia dalam jumlah yang banyak.
Tak hanya mendidik, Schneider melalui pabrik pintar di Cikarang juga telah menyerap lebih dari 500 tenaga kerja yang berasal dari SMK yang berada di sekitar wilayah tersebut. Setiap tahun Schneider mengadakan kompetisi bagi para siswa siswi SMK listrik untuk melombakan ide dan karya-karyanya.
“Jadi kami mengembangkan sekolah di sekitar kita, dan kita bekerja sama dalam bentuk CoE, Central of Excellence. Saat ini CoE bekerja sama dengan kementerian pendidikan di Indonesia, Kementerian pendidikan di Prancis, Kedutaan Prancis, saat ini sudah sekitar 140 lebih sekolah yang sudah kita dukung,” kata Rudy menjelaskan.
Melalui program ini, Schneider mendukung mulai dari fasilitas laboratorium hingga mengadakan pelatihan untuk para guru yang mengajar di SMK yang memiiliki program studi listrik.
Selain mendidik para siswa SMK, Schneider juga mendidik generasi-generasi muda mulai dari TK hingga SMP dalam hal menghemat listrik. Dengan demikian, diharapkan masyarakat menjadi lebih mengerti dan dapat menerapkan penghematan listrik.
Sumber: Antara News